BAB 10
- Jenjang sosial
Perkembangan zaman ternyata juga
mempengaruhi dalam pola kehidupan dan interaksi sosial kita. Termasuk pengaruh
kelas sosial dan status sosial terhadap pembelian dan konsumsi.
Pengaruh jenjang sosial Terhadap
Pembelian dan Konsumsi sangat berpengaruh, kelas sosial dan lapisan
sangat penting untuk para produsen karena dapat membedakan target sasaran
produsen tersebut apa untuk status yang lebih tinggi atau untuk status yang
lebih rendah dalam menjual produk mereka.
Gaya hidup dari lapisan atas
pastinya akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Dengan uang
yang banyak masyarakat yang berada dilapisan atas biasanya lebih
konsumtif dalam melakukan pembelian dan dapat membeli barang-barang mewah
yang mahal harganya, sedangkan untuk kelas menengah dan bawah barang mewah
adalah suatu pemborosan yang akan mereka lakukan jika dipaksakan untuk membelinya.
Keberadaaan Jenjang sosial dalam
kehidupan masyarakat merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Keberdaan hal ini di karenakan banyak faktor yang mempengaruhiya, di saamping
itu setiap manusia memiliki keinginan yang sangat kuat untuk bisa dihargai
maupun dihormati oleh orang lainnya.
Hal itulah yang paling utama dalam
membentuk adanya jenjang sosial di masyarakat. sehingga akan menjadikan manusia
untuk melakukan proses agar dapat berkembang dari kehidupan sebelumnya menjadi
kehidupan yang lebih baik.
2. Pengertian jenjang sosial
Jenjang sosial adalah pembagian
anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas atau jenjang yang
berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau
lebih rendah.
Pengertian jenjang sosial merupakan
kondisi dimana seseorang berusaha untuk dapat menaikan kelas sosialnya pada
suatu posisi yang mana mencerminkan status sosialnya menjadi lebih
baik di masyarakat.
Hal ini berkaitan erat dengan
kondisi sosial sebelumnya yang berusaha untuk dinaikan agar dapat lebih
dihargai dan dihormati oleh sesamanya, dan dapat dikatakan orang yang berhasil.
Dan dapat disimpulkan bahwa jenjang
sosial akan berubah seiring dengan pencapaian dan keberhasilan nya dalam
merubah kelas sosialnya. Serta akan menghasilkan status sosial yang lebih
tinggi dari sebelumnya sesuai dengn pencapaiannya.
3. Faktor penentu kelas sosial
Kelas sosial ada yang tercipta sejak
lahir namun ada juga yang harus dengan susash payah untuk mendapatkannya, baik
itu dengan sekolah maupun lembaga tinggi lainnya.
Menurut Engel, Blackwell dan
miniard (1995) mengemukakan pendapat Gilbert dan Kahl yang menyebutkan bahwa
ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang,
kesembilan variabel tersebut digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai
berikut :
- Variabel Ekonomi
a) Status
pekerjaan
b) Pendapatan
c) Harta
benda
- Variabel Interaksi
a) Prestis
individu
b) Asosiasi
c) Sosialisasi
- Variabel Politik
a) Kekuasaan
b) Kesadaran
kelas
c) Mobilitas
4. Pengukuran kelas sosial
Ada Tiga faktor yang biasa
mempengaruhi atau digunakan untuk menilai statifikasi / atau
mengukur kelas sosial yang ada di masyarakat , antara lain adalah ;
1. Kekayaan relative
2. Kekuasaan atau pengaruh
3. Martabat
Pengukuran kelas sosial dapat juga
dilakukan melalui beberapa pengukuran yang bersifat objektif:
1. Ukuran
subjektif dimana orang diminta menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
(kelas sossial di tentukan secara
pribadi)
2. Ukuran
reputasi ditentukan oleh orang lain dari luar lingkungannya.
(kelas sosial ditentukan menurut
reputasinya)
3. Ukuran
objektif didasarkan atas variable sosioekonomi seperti pekerjaan, basar
pendapatan, dan pendidikan.
(kelas sosial dikarenakan kekayaan
dan pekerjaan)
5. Apakah kelas sosial berubah?
Menurut Paul B. Horton, mobilitas
sosial atau perubahan sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya.
Sementara menurut Kimball Young dan
Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial
yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Cara untuk melakukan perubahan
sosial
Secara umum, cara orang untuk dapat
melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
- Perubahan standar hidup
- Perkawinan
- Perubahan tempat tinggal
- Perubahan tingkah laku
- Perubahan nama
6. Pemasaran pada segmen pasar
berdasar kelas sosial
Dalam ilmu pemasaran, sebelum
melakukan berbagai macam promosi atau pendekatan pemasaran lainnya, pasar atau
segmen yang dibidik harus jelas lebih dahulu. Segmentasi merupakan seni
mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar.
karena perilaku membeli sangat dipengaruhi oleh kelas sosial maka kelas sosial
dapat mensegmentasi pasar secara tepat dapat mengidentifikas golongan pasar
tertentu. Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus
terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual.
Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian
tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan
pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim
dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang
sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas
C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan
kelas A (golongan atas). Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah
meriah cenderung ditujukan untuk golongan B dan golongan C. Sementara produk
mobil mewah seperti BMW atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas
atas. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang
mmarketing management dan strategy
BAB
11
Kelompok
Referensi
Kelompok referensi/acuan adalah
individu/kelompok nyata atau khayalan yang memiliki pengaruh evaluasi,
aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain. Kelompok acuan (yang paling
berpengaruh terhadap konsumen) mempengaruhi orang lain melalui norma,
informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.
Pemasar harus dapat mengidentifikasi
peran seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan
pada si pengambil keputusan. Penyesuaian dilakukan hanya untuk sekadar
menyesuaikan diri agar diterima oleh kelompok atau penyesuaian yang mengubah
kepercayaan. Orang butuh untuk menilai opini dan kemampuan mereka dengan
membandingkannya dengan opini dan kemampuan orang lain. Dalam polarisasi
kelompok, perbedaan pandangan antara kelompok dengan individu, dan kelompok
dapat berubah pandangannya dikarenakan informasi dan budaya yang ada.
Kelompok referensi / acuan menurut
Kotler dan Armstrong adalah : “Kelompok -kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.”
Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering
dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku Anggota kelompok
referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu
konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik maupun
mentalnya.
Kelompok acuan dapat berbentuk
organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, memiliki jadwal
pertemuan rutin, dan karyawan-karyawan yang tetap. Di lain pihak, kelompok
acuan juga dapat berbentuk kelompok kecil dan informal. Kelompok acuan terdiri
dari orang-orang yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau sahabat)
atau orang-orang yang dikenal tanpa ada hubungan yang mendalam (klien) atau
orang-orang yang dikagumi (tokoh atau artis). Karena orang cenderung
membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki kemiripan, mereka sering
kali terpengaruh dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka
menjalani hidup.
Kecenderungan orang untuk menjadi
bagian dari kelompok acuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
keakraban, ekspos terhadap seseorang (Mere Exposure), dan kepaduan kelompok.
Terdapat beberapa bentuk kelompok
acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumsi, yaitu kelompok
pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya dan kelompok aksi
konsumen.
Seorang pemberi opini ini adalah
orang yang sering kali mampu mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain.
Opinion leader memiliki sumber informasi yang berharga. Yang biasanya menjadi
opinion leader adalah artis, ahli atau pakar di bidang tertentu, orang awam
(biasa), pimpinan perusahaan, dan karakter
BAB
12
Dalam strategi pemasaran, agar dapat
diterima konsumen maka informasi disampaikan oleh opinion leader yang sesuai
dengan karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan
1. Keluarga dan Studi Tentang
Perilaku Konsumen
Studi
tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi
tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi
pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai
organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah
dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga.
Haverty mengidentifikasikan variabel
utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
A. Fungsi Produksi Rumah Tangga
A. Fungsi Produksi Rumah Tangga
B. Stok (Sumber
Daya) Rumah Tangga
C. Variabel
Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
Walaupun rumah tangga dan keluarga
kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana
keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini
sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih
penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional
dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas
besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
2.
Penentu Keputusan Pembelian Pada Suatu Keluarga
Keluarga memiliki pendapatan
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang
lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga
maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak
pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah
usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan
ststus pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian
dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan
tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu
barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang
tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu
melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)\
Perilaku pembelian yang
menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori
produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan
pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan
pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi
salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan
secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
3. FAMILY LIFE CYCLE ( FLC )
Konsep family life cycle merupakan
alat untuk menggambarkan serangkaian tahap perkembangan kebanyakan keluarga.
Untuk menggambarkan realitas berbagai macam tatanan keluarga dan gaya hidup
sekaranag maka konsep family life cycle dapat dibagi dua :
1. Skema
Family Life Cycle Tradisional
Tahap 1, masa lajang, orang muda
lajang hidup terpisah dari orang tua.
Tahap 2, pasangan yang berbulan
madu.
Tahap 3, orang tua, mempunyai satu
anak dan tinggal serumah.
Tahap 4, pasca orang tua, suami
istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal serumah.
Tahap 5, disolusi, seorang suami
atau istri yang masih hidup.
2. Tahap-tahap
Family Life Cycle Alternatif
a. Rumah
tangga keluarga terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak, pasangan yang
terlambat menikah, orang tua tunggal dan keluarga diperluas.
b. Rumah
tangga bukan keluarga yaitu pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa
anak, orang lajang, dan janda atau duda yang sudah tua.
4. Perubahan Struktur Keluarga dan
Rumah Tangga
Memahami perubahan struktur keluarga
dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan sebagai konsumen. Keputusan
membeli dalam keluarga di pengaruhi oleh keadaan sudah menikah atau belum,
ukuran jumlah anggota keluarga, hal tersebut mempengaruhi jumlah belanjaan yang
akan dibeli maupun budget yang akan di siapkan untuk mengambil keputusan dalam
hal membeli suatu barang. Banyak dari mereka benar-benar menghitung jumlah
pengeluaran mereka sesuai dengan keadaan yang mereka hadapi dalam keluarga
mereka sehari-hari, mana yang sekiranya menjadi keputusan yang utama mana yang
belum menjadi prioritas saat itu.
5. Metode riset untuk mengetahui pengambil
keputusan oleh keluarga
Pemberian kuesioner kepada seluruh
keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama,
dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota
keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama
melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau
pengaruh relative dalam keputusan tersebut
BAB 13
Pengaruh Situasi Konsumen
Pengaruh situasi dapat dipandang
sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat
yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek.
Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu
situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat
tertentu.
Dari definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengaruh situasi terhadap konsumen memiliki pengertian sebagai
suatu kondisi yang dialami oleh konsumen ketika dihadapkan dengan faktor-faktor
sosial yang menyebabkan konsumen melakukan suatu tindakan sebagai suatu timbal
balik dari faktor-faktor sosial yang dirasakan. Jenis-jenis situasi konsumen :
1. SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana
atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Lingkungan informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan
dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan
menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam
semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik
lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi,
dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
· Kesediaan informasi
sangat penting. Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang
bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut
selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung
kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
1 )Komunikasi Lisan dengan teman,
kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2 )Komunikasi non pribadi, seperti
iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet
dsb.
3 )Informasi diperoleh langsung dari
toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2. SITUASI PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Tiga tipe situasi pembelian :
Straight rebuy : pembelian dilakukan
secara teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi.
Modified rebuy : pembelian dengan
melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga persyaratan
pengantaran dan syarat-syarat lainnya
New task : pembelia membeli produk
jasa untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak
orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk membuat keputusan.
3. SITUASI PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga
situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika
konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan
dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian
takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum
wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan
untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke
pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan
berolahraga.
B. Interaksi Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu.
Konsumen dengan gaya hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian
khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap
keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap
mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
C. Pengaruh Situasi Yang Tidak
Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi
pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Pemasar kadang bertanya
kepada konsumen tearget mengenai maksud pembelian mereka untuk meramalkan
permintaan produk pada masa datang. Walaupun maksud pembelian dapat bersifat
prediktif mengenai perilaku masa datang, satu ancaman besar terhadap daya
persfektif mereka adalah gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang
tak terduga. Sebagai contoh Seorang konsumen mungkin sepenuhnya
mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu selama kunjungan yang
berikutnya ke toko makanan.
Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada merek lain dengan kualitassama dijual disana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan .
Misalnya mahasiswi yang akan
mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia
akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.